Mereka bertahan bukan karena mencintai kebisingan pabrik, melainkan demi menyekolahkan anak-anak yang menunggu di rumah. Bagi saya, menegakkan aturan keselamatan kerja bukan sekadar kepatuhan pada audit, melainkan tanggung jawab moral untuk memastikan tangan-tangan pahlawan keluarga ini tetap aman hingga masa pensiun tiba."
Alasan Saya Menjaga Mereka melalui Product Safety Officer
"Banyak yang bertanya mengapa saya begitu ketat (strict) menerapkan aturan Keselamatan Kerja dan Zero Tolerance terhadap jarum patah. Gambar inilah jawabannya.
Di lantai produksi, saya tidak melihat 'aset mesin'. Saya melihat manusia-manusia tangguh yang telah mendedikasikan separuh hidupnya di sini. Tangan-tangan inilah yang menggerakkan roda industri kita.
Ketika saya melihat tangan yang menua bersama mesin jahit ini, hati saya berjanji satu hal: Saya harus memastikan mereka aman. Saya bekerja keras menegakkan sistem bukan untuk memuaskan Audit Buyer semata, tapi untuk memastikan tangan-tangan berharga ini tidak terluka, sehingga mereka bisa menikmati masa pensiun dengan tubuh yang utuh dan sehat.
Menjaga keselamatan mereka adalah bentuk penghormatan tertinggi saya terhadap loyalitas mereka."
Logika Ekonomi Berkata :
updah rendah dan kerja berat seharusnya mendorong turnover tinggi .
Tapi uniknya disini realitas lapangan menunjukan anomali: banyak pekerja masuk di usia muda bertahan 20 hingga 30 tahun di kursi yang sama hingga pensiun.
Seringkali kita bertanya, 'Kenapa mereka bertahan duduk berjam-jam di depan mesin bising ini hingga usia senja?'
Jawabannya bukan karena mereka mencintai kebisingan pabrik. Mereka bertahan karena setiap jahitan adalah uang sekolah untuk anak-anak mereka. Setiap lembur adalah sepiring nasi hangat di meja makan keluarga. Tangan-tangan keriput inilah yang telah meluluskan sarjana-sarjana muda dan membangun masa depan yang lebih baik, meski mereka sendiri harus menua dalam diam.
Bagi saya, mereka bukan sekadar 'Operator'. Mereka adalah PAHLAWAN TANPA TANDA JASA yang mengajarkan saya arti sesungguhnya dari Ketangguhan."
"Mereka tidak menuntut validasi dunia. Mereka hanya bekerja dalam hening, menjahit harapan demi harapan. Keriput di tangan mereka adalah medali kehormatan yang sesungguhnya. Kehormatan bagi saya pernah memimpin dan belajar ketangguhan mental dari ibu-ibu hebat ini."
Study Riset Kualitatif Fenomenologi Oleh : Tutut Alamin | 2025